steffifauziah's blog

Writing with Heart, Love, and Feel Happy!

13 Tips Agar Tak Menyerah di Dunia Penulisan!

 Halo, Sobat Blogger!

Tak Menyerah di Dunia Menulis

Siapa bilang di dunia penulisan itu adem ayem aja? Enggak juga loh. Tetap ada sikut menyikutnya juga, tetap ada hal-hal yang seharusnya tak terjadi, terjadi juga dan tetap juga ada hal-hal buruk di dalamnya. Sampai ada yang bilang bahwa dunia penulisan kejam. Emang benar sih, haha.

Tapi buat saja sendiri semua itu ada cara-caranya agar kita tak menyerah hanya karena hal tersebut. Iya dong kita harus bisa tetap stay di dunia penulisan. Tetap berkarya sampai kapan pun dan tak mudah untuk bilang "BERHENTI." Menurut saya sayang banget jika itu terjadi.

Seperti yang ditulis oleh Mba Shafira Adlina dalam tulisannya mengenai buku antologi pulih. Bahwa setiap orang juga punya masalahnya masing-masing. Enggak cuma hanya di dunia penulisan aja, bahkan di lingkungan, di keluarga, di masyarakat atau pun di tempat kerja. Tapi apakah mereka menyerah? Tentu tidak dong. Mereka tetap berjuang untuk tetap bertahan melewati hal tersebut meski sulit.

Nah, untuk itulah kita yang sudah terjun jauh di dunia penulisan. Jangan mudah untuk menyerah. Tetap berjuang dan tetap berkarya. Meski banyak yang tidak suka dengan karya kita atau dengan achievment yang kita hasilkan. Kita harus tetap bisa bertahan dan tetap menebarkan manfaat melalui tulisan.

Baca juga 9 Alasan Nulis Buku Antologi Itu Menyenangkan!

Dari beberapa pengalaman penulisan yang sudah 3 tahun ini saya jalani. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar tetap stay di dunia penulisan. Apa saja tipsnya? Simak ulasannya berikut ini :

1. Menulis Itu Untuk Happy

Tak Menyerah di Dunia Menulis

Kalau untuk saya sendiri, menulis itu ya untuk menyenangkan diri. Untuk membuat hati dan perasaan jadi lebih senang atau lega. Sebagai terapi diri dari hal-hal negatif. Jadi, saya paling enggak suka bersaing sama hal tulis menulis. Tapi setiap orang berbeda, ya. Ini kalau untuk saya pribadi.

Terkadang saya juga lelah jika masuk grup blogger yang isinya saling memperlihatkan siapa saja yang paling hebat. Kesannya terus bersaing dan melupakan bahwa menulis itu ya untuk happy bukan untuk mencari siapa yang paling hebat.

Begitu juga dengan grup menulis antologi. Saya sendiri merasa capek jika mengikuti alur mereka seperti itu. Buat saya sendiri menulis itu ya untuk senang-senang. Saya senang menulis, ya saya lakukan. Jika ada yang ingin bekerjasama dan dapat penghasilan saya anggap saja bonus.

Apalagi untuk blog yang harus memikirkan DA, DR, pageview, dan sebagainya. Saya rasa untuk sekarang saya mau off dulu, haha. Saya merasa lelah aja kalau untuk terus-terusan memikirkan hal tersebut. Selama masih bisa konsisten menulis di blog. Saya rasa cukup. Karena mengejar materi dunia, tak akan ada habisnya kan?

Bisa-bisa saya sendiri lupa bagaimana asiknya menulis tanpa ada embel-embel tertekan karena banyak faktor. Jadi, sekarang ini saya fokus menulis saja. Lebih tepatnya mulai hari ini sih. Jika beberapa waktu lalu sempat pusing juga mikirin DA, DR, dll itu. Tapi mulai hari ini mau lebih santai dan enggak ikutan mengejar itu semua.

Pokoknya saya ingin fokus menulis itu untuk menyenangkan hati agar selalu happy!

2. Tak Masalah Meski Ditinggal Sahabat

Saya punya pengalaman yang menyedihkan soal ini. Beberapa waktu lalu juga sudah saya share di blog tentang masalahnya. Tapi saya pikir ini bukan hal yang membuat saya menyerah dan meninggalkan dunia menulis. Buat saya sahabat atau teman dekat bisa kita cari lagi kok.

Biarkan saja mereka yang meninggalkan kita, mungkin memang sudah tak cocok lagi untuk saling mengisi satu sama lain. Apalagi sahabat yang sama-sama punya hobi menulis. Pasti berat banget rasanya. Tapi biarlah, Allah selalu punya rencana dan rencana Allah-lah yang terbaik.

Sahabat yang sudah tak mau berteman sama saya, saya maklumi saja. Bisa jadi saya juga salah, itung-itung belajar introspeksi diri agar dikemudian hari bisa menjadi orang yang lebih baik lagi. Setidaknya meski saya enggak bisa membuat semua orang bahagia, minimal tak ada yang tersakiti.

3. Sakit Hati Tak Apa Asal Bangkit Kembali

Sakit hati di dunia penulisan itu hampir selalu dirasakan. Pasti ada saja hal-hal yang membuat sakit hati. Tapi balik lagi dengan niat awal kita, menulis itu untuk apa sih? Makanya di sini kita dituntut untuk enggak mudah baper sama penulis lainnya.

Kalau baper terus nih, setiap penulis lain bikin status nyindir-nyindir, kita merasa terus, capek terus yang ada. Berbeda jika ada yang langsung menegur kita. Nah, kalau ini mah sudah tentu ada yang tak baik dalam diri kita ini. Sudah waktunya berbenah jika memang masih ada sifat buruk yang kita punya dan merugikan orang lain.

Baca juga 13 Kesalahan Penulis Media Online yang Sering Dilakukan!

Meski ada rasa sakit hati, tapi tak apa, itu kebaikan untuk diri kita sendiri kok. Tak ada manusia yang sempurna. Pasti kita pernah melakukan kesalahan yang membuat orang lain berani langsung kritik kita. Selama dia memberikan kritikan dengan cara baik. Tak ada salahnya kita terima dan mulai memperbaiki diri dan bangkit menulis lagi.

4. Coba Kembali ke Masa Lalu

Tak Menyerah di Dunia Menulis

Kembali ke masa lalu dan melihat bagaimana awal mula kita terjun ke dunia penulisan. Coba lihat awal kita menulis seperti apa? Teman-teman yang mendukung dulu dan bagaimana kita bisa sampai sejauh ini di dunia penulisan.

Semua itu enggak mudah kan? Nah, karena itulah kembali ke masa lalu dan melihat bagaimana kita bisa sampai di titik ini, itu perlu loh. Agar kita tak mudah menyerah hanya karena ada masalah.

Ketahuilah setiap masalah itu pasti ada selama kita masih bernafas. Jadi, anggap aja itu semua rasa sayang dari Allah. Siapa tahu selama ini kita juga melakukan hal yang buruk tapi kita tak sadar dan Allah tegur lewat masalah ini. Jadi, masih mau menyerah?

5. Lihat Perjuangan Ketika Dulu

Perjuangan dalam menulis ketika dulu dan sekarang pasti berbeda. Apalagi untuk kita yang dulunya masih belajar mengenai dunia penulisan. Banyak ikut kelas, banyak ikut training, banyak ikut menulis di berbagai media online, banyak ikut grup menulis, atau pun komunitas. Coba lihat perjuangan ketika dulu seperti apa.

Apakah mudah perjuangan kita? Pasti tidak kan? Nah, cobalah untuk tetap kuat. Jika dulu saja kita tetap berhasil untuk tetap di dunia penulisan, masa sekarang menyerah? Percayalah meski terkadang sulit seperti melewati duri, tapi kita pasti bisa melewatinya. Tak melulu cobaan yang akan Allah berikan tetapi akan ada kebahagiaan setelahnya.

6. Masih Banyak yang Mau Berteman dengan Kita

Jika ada satu sahabat atau teman yang meninggalkan kita, percayalah kita masih punya puluhan, ratusan bahkan ribuan teman lain yang mau temanan sama kita. Jangan menyerah hanya karena ada teman yang tak mau berteman sama kita lagi.

Biarkan saja dan kita tetap fokus dengan target dan rencana kita ke depan di dunia penulisan. Memang terkadang kita merasa orang yang paling dzalim, sampai ada teman yang enggan berteman sama kita lagi. Tapi begitulah terkadang hidup tak melulu sesuai dengan rencana kita.

Baca juga Belajar Memaklumi Kelalaian Orang Lain!

Tugas kita adalah agar bisa tetap fokus di dunia penulisan dan terus menebarkan manfaat. Jika satu teman tak mau berteman lagi, cari puluhan teman lain yang mau temanan sama kita di dunia penulisan. Masih banyak kok. Tenang saja.

7. Minta Support kepada Keluarga

Tak Menyerah di Dunia Menulis

Support dari keluarga itu penting. Saya pun beberapa kali mau fokus saja jadi IRT biar enggak jadi beban, ketika ada pekerjaan rumah terbengkalai karena keasyikan menulis. Tapi suami tetap support saya agar tetap menulis dan mulai mengatur waktu, agar semuanya bisa tetap dikerjaan dengan baik.

Memang terkadang berat jika sedang banyak tugas menulis tetapi pekerjaan rumah harus tetap dikerjakan. Rasanya waktu 24 jam itu kurang. Kurang banget dan ingin sudahan saja di dunia penulisan. Tapi, suami support full dan mau membantu pekerjaan rumah.

Saya jadi malu sama diri sendiri karena mudah menyerah. Padahal jika diskusikan baik-baik dengan suami, pasti suami pun memahami kok. Malah pekerjaan rumah jadi lebih ringan karena dikerjakan berdua sama suami.

8. Tuliskan Kisah Sedih Itu

Menuliskan kisah sedih atau cobaan yang sedang terjadi itu bisa untuk healing. Jadinya saya lebih lega ketika menuliskannya. Buat saya menulis itu mirip dengan bercerita kepada orang lain. Setelah menulis hati pun jadi lebih tenang.

Makanya jika saya ada masalah, lebih baik saya tuliskan. Hati menjadi lebih rileks dan enggak banyak pikiran. Selain itu, masalah yang kita hadapi bisa jadi, menjadi inspirasi untuk orang lain yang baca. Biasanya saya menuliskan kisah sedih tak hanya sekedar curhat tetapi tetap memberikan tips agar tulisannya lebih bermanfaat.

Enggak hanya untuk orang lain saya manfaatnya, begitu juga untuk saya yang menuliskannya. Membuat saya lebih percaya diri lagi dan tetap stay di dunia penulisan.

9. Meski Banyak Cobaan, Mencoba Untuk Kuat

Meski di dunia penulisan banyak sekali cobaan yang hadir, kita harus kuat. Meski sulit tak apa untuk pura-pura mencoba kuat atau terpaksa untuk kuat. Dari situ kita akan bisa untuk benar-benar kuat. Terkadang cobaan yang hadir bisa tiba-tiba saja datang.

Padahal kita juga punya masalah lain. Nah, agar kita tetap kuat dan stay di dunia penulisan. Kita harus bisa untuk mencoba kuat menghadapinya. Hadapi dengan rasa percaya diri, agar menjadi kenyataan bahwa kita pun bisa kok melewatinya dengan baik.

10. Tak Apa Untuk Meninggalkan Menulis Sementara

Tak Menyerah di Dunia Menulis

Jika tetap tak kuat, tak apa untuk meninggalkan dunia penulisan sementara waktu. Berikan pikiran me time agar tak melulu stress dengan masalah yang ada. Seperti halnya saya dulu di tahun 2019. Begitu banyak masalah dan cobaan yang hadir, hingga saya mencoba untuk sementara waktu berhenti menulis.

Menulis di blog jika hanya ada kerjasama sponsored post saja. Untuk menulis buku antologi, hanya karena sudah ada jadwal sebelumnya, jadi mau enggak mau harus komitmen tetap menulis. Padahal di tahun 2018 saya bisa menulis buku antologi dalam setahun sebanyak 24 buku, di tahun 2019 ketika itu merosot hanya 8 buku saja.

Baca juga Jangan Lupakan 11 Hal Ini Ketika Menulis di Blog!

Nah, makanya di tahun 2020 ini saya merasa sangat bersemangat untuk kembali menulis lagi. Hingga saat ini saya sudah berhasil menulis hampir 20 buku antologi terbit. Total sekitar 51 buku antologi yang terbit. Yang masih on the way terbit masih ada sekitar 11 buku lagi. Yaitu tadi, jika di rasa harus berhenti sementara menulis tak apa.

Asalkan setelah itu bisa bangkit kembali dan menulis kembali dengan lebih semangat. Pastinya semakin bertambah karyanya. Oh iya, pastinya menulis dengan happy, ya meskipun punya target. Bukan karena sedang kejar mengejar.

11. Kembali Menulis Ketika Sudah Pulih

Begitulah saya ketika di tahun ini, ketika di tahun 2019 masa-masa saya menulis menurun drastis. Di tahun ini saya merasa pulih. Merasa lebih bersemangat dari sebelumnya. Berharap bisa terus pulih dari segala cobaan di dunia penulisan, meski berat, hihi. Bismillah.

Semoga siapapun yang sedang dalam keadaan bersedih dan merasa cobaan ini tak kunjung selesai. Bisa segera kembali pulih, ya. Kembali berkarya lagi dan pastinya lebih banyak menghasilkan karya dari sebelumnya.

12. Semakin Banyak Cobaan, Semakin Banyak Menulis

Meski di tahun ini saya merasa cobaan di dunia penulisan lebih dahsyat dibandingkan di tahun kemarin. Tapi anehnya saya malah semakin banyak menulis. Entah menulis di blog atau menulis buku antologi. Terkadang suka tak percaya sih, tapi memang pengalaman hidup itu pelajaran yang paling ampuh untuk diri kita.

Dari masalah satu ke masalah lainnya, berasa biasa aja dan tetap berkarya. Terserah dah, mau bagaimana bentuk cobaannya juga. Yang penting mah tetap jalan untuk terus belajar menulis dan menghasilkan tulisan yang bermanfaat.

Alhamdulillah, sampai sekarang belum kepikiran lagi untuk vakum sementara dari menulis. Seperti tahun kemarin, tahun ini meski ada banyak cobaan, malah semakin banyak menulis dan terus akan produktif menghasilkan karya.

13. Banyak Beribadah, Berdoa dan Berdzikir Agar Tetap Kuat

Tak Menyerah di Dunia Menulis

Dekat dengan Sang Maha Pencipta itu suatu keharusan. Karena hidup kita ini, takdir baik ataupun takdir buruk yang pegang adalah Allah. Jika setiap ada masalah kita menyerah, bisa jadi kita telah jauh dari Allah.

Untuk itu banyak beribadah, berdoa dan berdzikir kepada Allah itu suatu keharusan. Agar hati ini tak mudah menyerah untuk terus berkarya menebarkan manfaat. Bisa jadi dari hasil tersebut, banyak doa yang kita tak tahu untuk diri kita yang lemah ini. Akhirnya kita bisa selalu bangkit dan berkarya.

Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya dan selalu dikuatkan dalam setiap cobaan-Nya. Serta kita pun tak pernah menyerah untuk terus berjuang dan terus berkarya dalam dunia penulisan.

Baca juga Don't Tell People Your Plans, Show Them The Result!

Itu tadi 13 tips untuk kita agar tak menyerah di dunia penulisan. Meski terasa berat, yakinlah bahwa kita pasti bisa untuk melewati semua cobaan ini. Yakin bahwa ada jalan dari Sang Maha Kuasa. Ada masalah dalam setiap kehidupan itu wajar, jadi sudah seharusnya kita tak menyerah.

Yuk, saling berpegangan tangan. Kita pasti bisa melewati ini semua. Saya juga pernah kok dalam 3 tahun ini rasanya gado-gado banget di dunia menulis. Rasanya mau nyerah dan mau sudahan saja. Tapi, suami selalu support untuk saya tetap di dunia menulis ini dan berkarya lebih banyak lagi.

Alhamdulillah, saya pun bisa bangkit lagi meski jatuh berulang kali. Malah semakin ada cobaan semakin rajin untuk menambah karya lebih banyak. Maka dari itu, sudah saatnya kita tetap stay di dunia penulisan jika itu memang hobi dan passion kita. Semoga kita selalu kuat dan Allah mudahkan selalu urusan kita, ya. Aamiin.

Salam,

Comments

  1. sempat berada di keadaan seperti nomor satu juga kak. Kata2 itu masih asing, tapi kareng circle selalu menyebutkannya, jadi memang kerasa ada pressure nih. Padahal niat nulis dan ngeblog aja dulu bukan itu yaa. Jadi bener2 memang kudu disetting ulang niatnya, berhenti sejenak juga gapapa asal bangkit lagi. Makasih banget tipsnya mbak steff.

    ReplyDelete
  2. aku penasaran deh kenapa mbak ditinggal sahabat? kalau mikirin parameter blog emg jadi pusing sendiri ya mbak. aku sekarang yang dalam tahap yaudah lah..smabil bebenah pelan2. karena kecepatan tiap orang juga beda2. kemaarin pun suami kasih saran untuk berhenti dulu aja nulis beberapa hari. dulu aku mulai nulis buat happy jangan buat beban..begitu..terima kasih sharingnya mbaaak

    ReplyDelete
  3. Dulu saya ga berpikiran untuk menulis tapi setelah dipikir-pikir boleh juga utk investasi di hari tua ya

    ReplyDelete
  4. Aku kak, pernah mau berenti ngeblog. Saking ngerasa lelah mengikuti harus uber ini dan itu. Sampai akhirnya hiatus dan mogok nulis. Tapi, sempet mikir, aku harus rekonstruksi mindsetku tentang nulis di blog. Sampai kemudian dikit dikit mulai membaik kembali ngeblog. Meski masih banyak hal yang harus dipelajari lagi

    ReplyDelete
  5. Semoga aku tidak menyerah dalam dunia menulis, no. 13 harus dan wajib ya . Semoga bisa istiqamah dalam memberikan karya dan manfaat di dunia menulis.

    ReplyDelete
  6. Dunia tulis menulis ini tak lekang oleh waktu klo menurut saya hanya media penulisan yg berubah saat ini blog lagi booming beberapa saat lagi entah ada apalgi.. nah tugas kita sebagai manusia yang diberikan akal pikiran menuangkan ide dalam dunia tulis menulis tentunya dengan dibarengi ikhtiar seperti yang diuraikan pada artikel ini karena selama masih ada peradaban manusia ya dunia tulis menulis terus tumbuh dan berkembang jadi manusia nya jngan pernah bosan hehehe

    ReplyDelete
  7. Setuju banget Kak aku juga kalau lagi nggak punya mood untuk menulis biasanya aku flashback kenapa sih gue pengen jadi penulis dan ada kesempatan menulis kenapa gue kok jadi di bersantai dan nggak punya gairah untuk menulis

    ReplyDelete
  8. Wah masak sih dunia tulis menulis itu kejam kak? Kalau menurutku di blogging inilah temen temennya baik baik. Kalau di literasi, fiksi. Duh, harus mental kuat,karena banyak buliying

    ReplyDelete
  9. Peluuk kak steffi... Bersyukur ya kak punya suami yang slalu suport gitu. Dan ini jadi penyemangat banget ya. Sayapun gitu, badan lelah pulang dari toko kadang ada deadline blog untung suami bisa diajak kerja sama... Semoga terus samawa ya kak

    ReplyDelete
  10. Selalu ada alasan yg kuat dan mendalam untuk suatu hal yg dilaksanakan secara istikamah atau kontinyu. Termasuk menulis. Masing-masing punya alasan yg dapat menjadi pemantik semangat untuk terus menulis

    ReplyDelete
  11. Cobaan yg datang anggap sebagai penguji menuju sukses, semangat terus mbak. Bersyukur banget ya suami support, kl suami dah support tandanya dia meridhoi In syaa Allah segala sesuatunya dimudahkan

    ReplyDelete
  12. Bahagianya kak kalo bisa berdamai dengan diri sendiri kayak kak Steffi..
    Boleh berhenti menulis asal nanti mulai menulis kembali..
    Tanda kak Steffi beneran dewasa

    ReplyDelete
  13. Aku nih butuh tips ini banget. Udah lama gak nulis, jadi kesannya nyerah. Temennku sampe bilang gini padahal, "jangan sampe berenti di sini ya, apalagi sampe mundur." kalau inget itu, jadi nyesek juga, ngerasa bersalah sama nasehatnya hiks

    ReplyDelete
  14. Saya nulis karena cuan, jadi pas lagi malas, saya mikir masih banyak kebutuhan yf perlu cuan. Akhirnya semangat lagi hihihi

    ReplyDelete
  15. Makasih sharingnya kak,ijin save ya

    ReplyDelete
  16. setuju mbak kalau menulis bisa menjadi semacam healing buat diri sendiri
    kalau jenuh dengan menulis nggak ada salahnya juga rehat sejenak biar lebih fresh dan bisa kembali berpikir jernih

    ReplyDelete
  17. Saya nih yang masih santainya banget banget dalam menulis. Mau ya nulis, nggak mau ya bulukan di blognya. Huhu. Buku juga klo ada yang nawarin doank ngegarapnya. Hihi.

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve komentar kamu, ya. Terima kasih telah meninggalkan komentar.