steffifauziah's blog

Writing with Heart, Love, and Feel Happy!

Tips Ketika Keluarga Terindikasi Covid-19

 Halo, Sobat Blogger!

Terindikasi Covid-19

Siapa sih yang siap ketika salah satu keluarga terindikasi penyakit yang sedang melanda dunia saat ini? Pasti jika ditanya tak akan siap untuk melewati hal tersebut. Maunya sih ini hanya mimpi buruk, yang dimana ketika bangun tidak ada hal apa-apa yang terjadi dan semua dalam keadaan baik-baik saja.

Tapi apa jadinya jika itu semua ternyata benar adanya? Apa jadinya jika ternyata salah satu anggota keluarga dinyatakan oleh dokter terindikasi Covid-19? Memang belum tentu positif, harus test SWAB dulu untuk memastikan lebih lanjut. Namun, ada rasa tak percaya dan ketakutan yang luar biasa pastinya.

Memang kita berharap sekali vaksin untuk salah satu dari virus berbahaya ini bisa segera ditemukan. Untuk itu, jangan lupa untuk proteksi diri dan keluarga dengan vaksin, ya. Silahkan baca dari blognya Kak Blogger Balikpapan ini. Semoga bisa mencerahkan kita untuk proteksi diri agar tak terkena penyakit berbahaya.

Bapak Mertua Rahimahullah Terindikasi Covid-19

Rasanya hampir tak percaya ketika tahu bahwa bapak mertua terindikasi Covid-19. Bapak mertua hanya punya riwayat sakit diabetes dari tahun 2016. Jadi, ketika bapak rahimahullah kondisinya drop, keluarga pikir penyakit diabetesnya kambuh.

Pas dibawa ke Rumah Sakit Masmitra Bekasi, hasil cek lab bapak bagus semua hanya HB-nya rendah dibawah 9. Akhirnya dirawat dan harus tranfusi darah. Dirawat 3 hari diperbolehkan pulang.

Baca juga Waspada Terhadap Virus Corona Tanpa Perlu Panik, Begini Tipsnya!

Setelah itu, sehari pulang dari RS kondisi bapak membaik, tetapi itu gak berapa lama. Bapak kembali drop dan seperti orang linglung, lupa, dan kadang enggak ingat apa-apa. Selain itu, juga susah ngomong. Kalau kata saudara yang juga dokter, bisa jadi daya konsentrasinya rendah, makanya bisa seperti itu.

Akhinya seminggu kemudian dibawah lagi ke RS Masmitra, hanya diinfus saja dan bapak sudah tidak sadarkan diri. Setelah di cek lab, hasilnya juga bagus dan HB-nya juga normal. Makanya sempat heran kenapa kok enggak sadarkan diri.

Akhirnya dari pihak RS Masmitra dirujuk ke RS Polri untuk cek lebih lanjut. Berhubung di RS Polri sudah penuh, akhirnya bapak dibawa ke RS Budhi Asih. Alhamdulillah, bapak bisa dapat perawatan di sini. Bapak langsung masuk ruang IGD setelah cek lab.

Hasil lab menunjukkan leukosit bapak meningkat, berarti ada infeksi di dalam tubuh. Untuk mengetahui infeksi apa itu, harus CT Scan. Di IGD bapak sudah kesulitan bernafas dan dibantu oleh tabung oksigen. Sehari setelah dirawat di IGD, hasil CT Scan menunjukkan ada infeksi di paru-paru bapak. Mau gak mau bapak harus dirawat di ruang isolasi Covid-19 dan menunggu hasil SWAB.

Hari minggu sore bapak masuk ke ruang isolasi, hari selasa bapak melakukan SWAB dan hari rabu bapak dinyatakan meninggal. Tanpa ditemani oleh keluarga, bapak harus meninggal dalam kesendirian di ruang isolasi. Semoga Allah merahmati bapak dan memberikan tempat yang paling terbaik. Aamiin.

Kami sekeluarga pun harus pasrah, bapak dikubur dengan prosedur Covid-19. Tanpa bisa dimandikan oleh anak-anaknya, bahkan untuk turun ke bawah liang lahat harus orang lain, bukan anaknya. Alhamdulillah, keluarga sudah ikhlas dengan ini semua.

Seminggu kemudian hasil SWAB bapak sudah ada. Alhamdulillah, bapak dinyatakan NEGATIF dari Covid-19. Bersyukur kami sekeluarga tak perlu untuk melakukan SWAB. Insyaallah, meski bapak dikubur dengan prosedur Covid-19, ini yang terbaik dari Allah. Kami sekeluarga yakin, Allah memberikan tempat terbaik untuk bapak. Insyaallah ini sebagai penggugur dosa bapak. Aamiin.

Tips Ketika Salah Satu Keluarga Terindikasi Covid-19

Mendapati salah satu anggota keluarga terindikasi Covid-19 memang bukan hal yang mudah untuk menerima. Apalagi virus ini masih menjadi momok yang menakutkan. Tetapi ada beberapa tips yang bisa kita lakukan. Agar kita tahu apa yang harus dilakukan. Berikut ini ulasannya :

1. Tetap Tenang dan Jangan Panik

Awal ketika saya dan keluarga tahu bahwa bapak terindikasi Covid-19 karena ada infeksi paru-paru, sempat tak percaya. Karena saya dan suami sebisa mungkin sudah mematuhi protokol kesehatan jika harus berpergian. Namun, keluarga tetap tenang dan tak panik. Berusaha untuk menerima dan selalu yakin bahwa apapun hasilnya adalah cobaan hidup yang harus kami sekeluarga hadapi.

Semenjak itu, kami sekeluarga lebih ketat untuk mematuhi protokol kesehatan. Apalagi sering keluar masuk rumah sakit untuk menengok bapak. Jadi, mau tak mau kita lebih ketat lagi untuk mematuhi protokol kesehatan.

2. Ikuti Prosedur Rumah Sakit

Terindikasi Covid-19

Jangan melanggar apa yang telah menjadi prosedur rumah sakit. Karena itu sudah yang terbaik dilakukan rumah sakit untuk semua pasien. Jadi, ketika bapak masuk ke ruang isolasi Covid-19, kita sekeluarga sebenarnya tak rela. Takutnya malah kena di ruang isolasi tersebut. Karena kan belum tentu Covid-19, baru dugaan saja.

Baca juga Cek Dulu 5 Hal Ini, Sebelum Pakai Jasa Penyemprotan Disinfektan!

Namun, kami tahu rumah sakit pasti memberikan yang tebaik untuk bapak. Apalagi bapak sudah jelas ada infeksi paru-paru. Kami tak mau malah nanti jadi bermasalah, jika bapak benar positif dan malah mengenai bapak orang di IGD. Jadi, kami ikuti semua prosedur rumah sakit dengan baik.

3. Tidak Gegabah Untuk Share Informasi ke Keluarga Besar

Ya, lebih baik disimpan sendiri saja sampai ada hasil yang akurat. Kita tak pernah tahu bagaimana keluarga besar menanggapi ini. Bisa jadi mereka jadi ketakutan dengan kita atau malah menyebar hal-hal yang sebenarnya belum terjadi.

Jadi, sewaktu bapak masuk ruang isolasi, kami tak memberi tahu bahwa bapak terindikasi Covid-19. Hanya bilang bapak dirawat di ruang isolasi agar cepat pulih. Setidaknya ini tidak membuat panik keluarga besar. Lebih baik menjaga informasi ini sampai hasil yang didapat sudah valid.

4. Bersabar dengan Hasilnya

Ingin sekali rasanya bapak cepat sembuh dan keluar dari ruang isolasi, tapi harus ada prosedur dari rumah sakit yang harus kita ikuti. Apalagi hasil SWAB-nya seminggu baru keluar. Jadi, kita keluarga hanya bisa banyak berdoa agar bapak diberikan yang terbaik oleh Allah.

Memang tak tega melihat bapak berjuang sendiri di ruangan isolasi tanpa ada keluarga yang menemani. Apalagi bapak diindikasi Covid-19, yang membuat orang-orang ketakutan. Maka, keluarga hanya bisa bersabar dan meminta yang terbaik semoga hasilnya negatif.

5. Berdoa Agar Diberikan yang Terbaik

Yap, berdoa dan terus berdoa. Kami sekeluarga sudah berusaha yang terbaik untuk bapak agar bapak bisa segera sembuh dari penyakitnya. Apapun itu penyakit yang menjangkit bapak, kami hanya ingin bapak bisa segera sembuh.

Selalu berdoa, untuk hasil yang terbaik. Kami sekeluarga selalu yakin kekuatan doa itu sangat kuat. Jika Allah sudah berkehendak untuk mengabulkan doa-doa kami. Tentu mudah saja bagi Allah menyembuhkan bapak. Jadi, doa terus tanpa henti.

6. Update Terus Perkembangannya

Terindikasi Covid-19

Terkadang rumah sakit pasif untuk memberitahukan pihak keluarga perihal hasil dari tes SWAB, jika kita tak mencari tahunya sendiri. Jadi, kita harus minta update dari pihak rumah sakit. Kalau saya waktu itu, berhubung bapak sudah duluan meninggal sebelum hasilnya muncul. Kami tidak terlalu menanyakan hasilnya.

Tapi ketika sudah seminggu lewat, akhirnya dapat kabar juga kalau bapak hasilnya NEGATIF. Alhamdulillah. Doa diijabah sama Allah. Kami sekeluarga jadi lebih tenang dan yakin selama ini protokol kesehatan yang kami jalani sudah benar dan akan terus dilakukan.

7. Siapkan Hati Untuk Kemungkinan Terburuk

Ini harus banget, karena kita tak pernah tahu apakah bapak akan sembuh atau tidak. Meski akhirnya bapak harus meninggal, setidaknya kami cukup tenang bapak meninggal bukan karena Covid-19. Keluarga juga sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk, ketika bapak masuk ruang isolasi.

Sekeluarga sudah pasrah atas kehendak Allah. Yang terpenting kita doa dan ikhtiar yang maksimal. Sisanya pasrahkan ke Allah, karena Allah selalu tahu yang terbaik. Qadarullah, Allah lebih sayang sama bapak. Insyaallah, keluarga ikhlas.

Baca juga Ingin PCR Test Drive Thru di Jakarta? Perhatikan 7 Hal Ini!

Itu tadi beberapa tips yang bisa kita ikuti ketika salah satu anggota keluarga ada yang terindikasi Covid-19. Jangan dulu ketakukan dan menyebarkan informasi kepada keluarga besar atau tetangga. Simpan dulu dan tenangkan pikiran hingga hasilnya jelas.

Semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat. Jika salah satu anggota keluarga kamu ada yang terindikasi Covid-19, semoga apapun hasilnya kita bisa menerima dengan baik. Berdoa selalu agar Allah mudahkan segala urusannya. Aamiin.

Salam,

Comments

  1. Turut berduka ya kak Steffi..
    InsyaAllah almarhum Husnul khatimah. Aamiin..

    Saya pernah bawa anak ke rumah sakit karena kejang dan tak sadarkan diri. Memang si anak akhirnya diketahui paru-parunya ada bercak akibat TB.
    Setelah saya perhatikan memang infeksi paru sering membuat penderita tak sadarkan diri.

    ReplyDelete
  2. Semoga almarhum peroleh tempat mulia di sisi Allah ya Mbak. Keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan.

    ReplyDelete
  3. Semoga allah merahmati beliau dan mengampuni dosa-dosanya.

    Mengenai penanganan indikasi covid ini emang bikin berdebar ya, kak. Mengingat hasil tesnya masih harus menunggu. Tentu seringnya bikin kalang kabut karena kalut.

    ReplyDelete
  4. Turut berduka kak, semoga dosa beliau di ampunkan dan di tempatkan di SurgaNya

    ReplyDelete
  5. sabar dan tabah ya, turut berduka cita, semoga husnul khotimah.

    ReplyDelete
  6. Berarti bukan covid ya kak karena hasil SWAB setelah Bapak meninggal, semoga almarhum husnul khotimah ya kak. Memang covid ini bikin cemas ya semoga wabah ini segera lenyap.

    ReplyDelete
  7. Turut berduka cita ya kak steffi insyallah Almarhum ayah mertua kak steffi sudah tenang disana Husnul khotimah dan ditempatkan di surganya Allah.
    Aku tahu banget kak gimana rasanya, suami yang kapan hari reaktif dan harus isolasi mandiri saja kami diam tanpa memberitahu siapa-siapa. Karena takut orang membesar-besarkan masalah

    ReplyDelete
  8. Ya Allah Mbak Steffi, ga bs lihat org tua sendiri krn proses penguburan sesuai protokol covid-19... kalian semua kuat ya.. smg Bapak Mertua diampuni segala dosa2nya dan keluarga yang diberikan selalu tabah dan ikhlas. terima kasih sharingnya mbak.. tetanggaku pun ada yang terindikasi covid, .alhamdulillah negatif..ternyata hanya penyakit jantung.

    ReplyDelete
  9. Turut berbela sungkawa ya mbak Steffi. Semoga almarhum husnul khotimah

    ReplyDelete
  10. Turut berbelasungkawa ya, mbak. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Bighugs.
    Tapi maaf mbak, ada pemeriksaan di bagian kepala nggak ya saat almarhum bapak dirawat? Soalnya kalau linglung, gak ingat apa-apa, susah bicara biasanya ada indikasi gejala stroke berupa penyumbatan di otak, karena bapak saya yg sakit stroke mengalami ciri-ciri tersebut juga.

    ReplyDelete
  11. Tips yang menarik. Btw turut berduka cita ya mbak Steffi

    ReplyDelete
  12. Turut berduka kak, kiranya Tuhan memberikan kekuatan dan kesabaran bagi keluarga yang ditinggalkan... bersyukur bapak mertua negatif dari Covid tapi tetap sedihnya karena kepergiannya harus mengikuti protokol Covid sehingga keluarga tidak diijinkan mendekat dan melayani bapak untuk terakhir kalinya..🙏🙏

    ReplyDelete
  13. Tetap semangat terkadang yang dibutuhkan bagi yang masih dalam proses menunggu hasil, kadang gelisah dan galau kaya kakak aku waktu baru pulang dari luar negeri

    ReplyDelete
  14. Turut berduka cita kak, semoga almarhum diterima disisi Allah. terimakasih tipsnya semoga kita selalu terjaga dari bala corona ini.

    ReplyDelete
  15. Gak kebayang rasanya gimana kl ada anggota keluarga yg postif, smg kita dan keluarga kita sehat selalu. Smg almarhum diberi tempat terbaik ya mbak. Yg sabar

    ReplyDelete
  16. Turut berdukacita ya mbak semoga alm. Husnul khotimah.. setidaknya saya mendapat hikmah dari cerita mbak Steffi terima kasih sudah berbagi cerita ya..

    ReplyDelete
  17. Hingga sampai sekarang covid 19 belum juga mengalami penurunan y kak..
    Sedih banget melihat keadaan begini.

    ReplyDelete
  18. The first at all I want to say turut berduka cita ya sista. Meninggal di masa pandemic seperti ini kita memang harus waspada meskipun bukan covid 19 penyebabnya, mengikuti protokol rumah sakit memang harus dilakukan meskipun terkadang berat tetapi yang terbaik seperti itu. Luar biasa sista perjuangannya, banyak orang yang nggak terima prosedur seperti itu... Ini bisa dijadikan contoh

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve komentar kamu, ya. Terima kasih telah meninggalkan komentar.