Ternyata saya baru sadar begitu banyak archived di WA saya. Isinya apa? Training gratis, pantesan kadang handphone suka banget minta bebersih, ternyata eh ternyata banyak WAG yang saya belum keluar padahal kelasnya sudah usai dari kapan tau, wkwk. Ini kebiasaan saya sih. Niatnya mau di pelajari atau di tulis ulang gitu biar enggak lupa dan baru left grup. Nah, daripada saya taruh di buku ujung-ujungnya hilang juga itu buku *alesan aja saya, wkwkwk, jadi lebih baik saya share aja di blog, yes!
Mudah-mudahan juga bermanfaat untuk semua pembaca yang sering mampir di blog saya *emang ada yang rajin nengokin blog saya kalau enggak saya sendiri yang mampir, wkwkwk. Ya, pede aja dulu saya, yes. Itung-itung doa, siapa tahu tulisan-tulisan saya beneran bermanfaat untuk kamu-kamu yang membutuhkan. Aamiin.
Maafkan saya, kalau sudah nulis di blog emang demen-nya curhat, yes, dibanding nulis materi-nya, wkwkwk. Baiklah, kita back to topic, yes. Kelas WAG yang saya ikuti ini free dari Indiscript nama WAG-nya Short Coaching. Sayang banget kan jika ada kelas free terus enggak ikutan padahal isinya berbobot banget loh. Masyaallah. Jadi, ya pastinya saya duduk paling depan enggak mau kalah sama yang lain, wkwkwk
Baca Juga : Tips Lolos Editorial Bersama Editor Sygma Publishing
Pada Short Coaching kali ini akan membahas "Mengenal Seluk Beluk Naskah dalam Proses Penerbitan" bersama Mba Shabira Ika yaitu Chief Editor ARWK Gema Insani. Wah kapan lagi kan bisa mendapatkan penjelasan yang begitu profesional langsung dari ahlinya. Masyaallah. Saya suka saya suka, wkwk.
Pasti juga banyak yang penasaran dengan nasib naskah kita yang sudah masuk penerbit. Terus akan bagaimana nasibnya kah? Di pinang? Di buang? Apa dibiarkan gitu aja? Nah, daripada menyangka yang tidak-tidak lebih baik langsung saja nih simak kelas free dari Indiscript ini, gaes :
Ada 4 Poin Pembahasan
1. Perkenalan tentang Gema Insani dan Lini-lini yang ada di dalamnya
2. Apa sebenarnya yang terjadi pada naskah yang sudah masuk ke email redaksi
3. Bagaimana supaya naskah dapat diterima editor?
4. Naskah seperti apa yang Gema Insani cari
Keempat poin tersebut adalah inti dari materi kelas free di Short Coaching ini. Untuk kamu-kamu yang ingin menerbitkan bukunya di Gema Insani, silahkan pahami pembahasan yang akan saya share di sini, ya. Insyaallah penjelasan Mba Shabira Ika sangat mudah dipahami. Yuk, kita bahas satu-satu pembahasan di atas.
1. Mengenal Gema Insani & Lini-lini di Dalamnya
Gema Insani (GI) adalah salah satu penerbit Islam yang berdiri sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu. Untuk lebih mengenal GI, karena kalau tak kenal katanya harus taaruf biar jadi sayang. Hehehe, Kakak-Kakak bisa membuka webnya di: www.gemainsani.co.id. Ngepoin, web penerbit bagi para penulis yang ingin naskahnya bisa masuk ke sana adalah keniscayaan. Sebab, dengan melihat web penerbit atau bisa juga melihat buku-buku terbitannya yang sudah ada di toko buku, kita akan tahu selera penerbit tersebut.
Di Gema Insani ada 4 lini utama.Itu tadi penjelasan singkat dari Mba Shabira tentang pengenalan Gema Insani dan lini-lini di dalamnya. Jadi, jika mau masukkan naskah ke Gema Insani cek lagi di lini-lininya, ya. Sudah sesuai belum? Jangan sampai beda kategori, sudah pasti enggak bakalan masuk dan dilihat oleh editor, hihi. Jangan sampai salah, ya!
1. Lini umum: menggarap naskah-naskah referensi, baik terjemahan Timur Tengah maupun tulisan ulama-ulama Indonesia. Buku-buku Islam bertema ‘berat’ juga termasuk wilayah garapannya. Tema-tema pergerakan, sosial kemasyarakatan, motivasi, sejarah, dan sejenisnya yang sasarannya adalah umat Islam dewasa secara umum masuk di Lini ini.
2. Lini Al-Qur’an: menerbitkan Al-Qur’an
3. Lini WK (Wanita Keluarga): menggarap buku-buku bertema seputar wanita dan keluarga. Parenting, psikologi, motivasi, kesehatan, livestyle, dan segala hal yang terkait dengan isu wanita dan keluarga. Tipe naskah di lini ini lebih popular jika dibanding terbitan lini umum.
4. Lini Anak & Remaja: menggarap buku-buku anak berbagai jenis. Buku remaja juga (hanya ini slotnya kecil)
2. Perjalanan Naskah Hingga Lahir Menjadi Buku
Apa, sih, sebenarnya yang terjadi pada naskah yang sudah masuk ke email redaksi?
Kenapa lama sekali, sih.
Mereka baca enggak, sih, sebenarnya naskahku?
Kalau enggak niat cari naskah, enggak usah bikin pengumuman menerima naskahlah kalau ujung-ujungnya naskah yang kita kirim enggak segera dibalas.
Kok, naskahku sudah diterima, tetapi enggak terbit-terbit ya. Jadi mau diterbitkan enggak sih sebenarnya?
Mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut pernah tebersit di benak Kakak-Kakak.
Untuk sedikit menjawab pertanyaan tersebut, saya akan sedikit bercerita.
Di ruangan redaksi salah satu penerbit.
Sambil mengedit, berkoordinasi dengan penulis, illustrator jika ada, layouter, desiner cover, bahkan marketing, editor mengecek berderet naskah masuk. Apakah akan langsung dibaca semua? Jika deadline banyak, biasanya tidak. Dari mengecek singkat ini, judul/tema yang paling menarik yang akan dibuka terlebih dahulu.
Lalu bagaimana nasib yang lain? Tetap akan dibuka tetapi di waktu lain.
Singkatnya untuk di Gema Insani alur naskah masuk bisa digambarkan sebagai berikut.
Naskah masuk lalu dibaca dan dinilai oleh editor lalu ketika lolos dari editor didiskusikan di forum editor dalam Lini. Setelah itu, ketika lolos di tingkat Lini naskah akan dibawa ke bagian marketing, dipresentasikan dan didiskusikan, bagaimana kira-kira peluang penjualan naskah tersebut. Lalu, jika lolos di marketing ke direksi.
Setelah acc direksi, biasanya penulis akan dihubungi oleh editor. Jika perlu perbaikan, editor meminta penulis untuk memperbaiki.
Setelah revisi selesai naskah masuk ke proses edit, layout, desain cover, cetak. Untuk buku dengan ketebalan sekitar 200-an, tanpa ada ilustrasi proses normal pengerjaan dari editing sampai siap cetak 1-3 bulan. Begitulah kira-kira pergulatan naskah hingga terbit menjadi buku. Ini buku yang tidak pakai ilustrasi. Kalau buku ada ilustrasinya bisa lebih lama lagi prosesnya.
Karena ingin hasil yang maksimal dan banyak pihak yang terlibat ya. Jadi prosesnya lebih panjang. Oiya, tentang revisi naskah yang sudah diterima. Kadang ada naskah yang tanpa revisi. Kadang ada yang revisi sekali sudah cukup. Kadang ada yang redaksi minta revisi berkali-kali. Di sinilah kesabaran penulis dan editor diuji. Kenapa kesabaran editor juga? Karena editor pun sama perhatiannya terhadap naskah tersebut dengan penulis. Tenaga dan emosi yang dikeluarkan sama. Hehehe. Apakah naskah yang revisinya berkali-kali artinya jelek? Tidak juga. Editor meminta revisi biasanya setelah melihat naskah tersebut dari banyak sudut pertimbangan. Salah duanya dari pertimbangan marketing dan standar penerbit tersebut. Nah, itulah kira-kira perjalanan naskah di meja redaksiPuanjang emang perjalanan naskah sampai akhirnya mejeng di toko buku. Masyaallah. Perlu kesabaran yang hakiki emang ketika masukkan tulisan ke penerbit mayor. Semangat, gaes! Insyaallah bisa tembus mayor naskahnya meski perjalanannya enggak pendek, hehe. Yuk, sama-sama semangat gaes, abis baca penjelasan ini jangan patah semangat, wkwkwk.
3. Naskah yang Dilirik Oleh Editor
1. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang selera penerbit incaran tersebut. Semakin naskah kita sesuai dengan penerbit tersebut, semakin besar peluang naskah diterima. Kemudian, bagaimana cara mencari tahu-nya? Di era sekarang sangat mudah untuk mendapatkan informasi. Termasuk informasi tentang penerbit. Ikuti media sosial penerbit-penerbit tersebut. Perhatikan jenis-jenis buku yang diterbitkan. Setelah mengumpulkan info, lalu mulai ke langkah kedua.
2. Siapkan naskah terbaik. Bagaimanakah naskah terbaik?
- Tema up to date
- Judul menarik. Pilih mana? Mana yang lebih menarik dan membuat orang ingin membacanya lebih dahulu?Judul buku ‘Panduan Pernikahan untuk Pasangan Suami Istri’ atau ‘Psikologi Pernikahan’?
- Sasaran pembaca jelas
- Outline cakep
- Naskah lengkap
- Sistematika penulisan oke
- Sinopsis ada
- Portofolio terlampir
3. Penulis yang memiliki marketing plan sangat disukai oleh penerbit. Apalagi jika bisa ikut menjual bukunya.
4. Eksis dan berkomunitas. Zaman sekarang, editor dan penerbit suka penulis yang eksis. Yang tergabung dalam komunitas dan tak segan-segan mempromosikan karya-karyanya di media sosial. Mengapa? Karena ini sangat membantu promosi. Tak bisa dipungkiri bahwa penerbit menerima naskah kita bukan dalam rangka sosial, tetapi pasti ada unsur mencari profit karena menerbitkan buku ribuan eksemplar juga menggunakan modal.
5. Jaga attitude. Penulis yang baik selalu menjaga akhlak/kelakuan/attitudenya dengan baik di mana pun berada, baik di dunia maya maupun dunia nyata. Biasanya saya ketika akan menerima naskah dari penulis yang belum saya kenal, saya selalu mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang penulis ini. Naskah bagus, tetapi attitude tidak baik sangat bisa menyebabkan naskah ditolak.
6. Tulis dan kirimkan naskah sebanyak-banyaknya. Kalau tidak ditulis-tulis, siap-siap saja ide keren kita ternyata sudah menjadi buku dan nampang di toko buku di seluruh Indonesia dengan penulis yang berbeda. Sebab, bukan hanya kita yang memiliki ide keren.Supaya naskah kamu gampang lolos, jangan lupakan tips diatas, ya. Enggak ada penulis yang enggak mau naskahnya enggak lolos *nulis apa sih saya, belibet, wkwk. Pasti maunya lolos, yekan? Nah, jangan lewatkan tips-tips diatas supaya pas nanti setor naskah ke Gema Insani langsung dikatakan lolos dan enggak di tolak. Di tolak itu sakit, Jenderal! wkwkwk.
4. Naskah Seperti Ini yang Dicari Gema Insani
Untuk 2019 katanya enggak jauh beda kok ~ |
Khususnya naskah ARWK (Anak, Remaja, Wanita, dan Keluarga).
1. Sesuai dengan visi misi (yaitu naskah Islami, yang membawa perubahan positif bagi pembaca dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Pengemasan bisa populer dan disesuaikan dengan generasi millenial) Tidak selalu harus ada ayat Al-Qur’an atau Hadits tersurat. Namun, yang penting nilai-nilainya terinternalisasi dalam ide dan naskah.
2. Menjawab kebutuhan masyarakat/umat.
3. Sistematika penulisan bagus. Sehingga ide dan gagasan yang disampaikan mudah ditangkap/dimengerti oleh pembaca.
4. Kedalaman pembahasan menjadi poin penting juga.
5. Kepakaran penulis terhadap tema yang diangkat menjadi bahan pertimbangan.
6. Penulis yang memiliki komunitas sangat disukai.
7. Penulis yang memiliki master plan marketing yang tidak hanya di atas kertas sangat disukai.
8. Penulis yang bersedia ikut serta memasarkan bukunya dan mempromosikan sangat disukai dan dinanti.Kamu berniat banget untuk memasukkan naskah kamu ke Gema Insani? Nah, langsung cus pahami apa saja yang di minta dari penerbit, ya. Jangan sampai salah masukkan naskah loh. Bakalan enggak terbit nanti, hehe. Yang paling pasti sih, Gema Insani senang dengan penulis yang bisa marketing. Tuh. Jadi, selain bisa menulis kamu pun juga disenangi jika bisa jualan. Biar buku kamu laris manis. Aamiin.
Untuk naskah anak yang populer seperti ini, enggak beda jauh juga untuk tahun 2019 ini |
Nah itu tadi materi yang di bahas oleh Mba Shabira Ika. Daging banget yes. Saya pas baca penjelasannya jadi paham selama ini kenapa naskah di mayor itu emang lama, wkwkwk. Masyaallah. Tapi ya begitulah namanya juga proses yes. Menjadi penulis bukan hal yang instan pasti ada perjalanan panjangnya juga. Dari nyari ide, menuliskannya, belum lagi self editing naskah, terus mengajukan ke penerbit, lalu menunggu konfirmasi di terima atau tidak. Belum lagi penolakan-penolakan dari penerbit. Belum lagi revisi ketika di terima. Wah, pokoknya emang panjang yes.
Tapi, ketika buku terbit rasanya semua lelah dan pusing-pusing itu hilang ya. Bahagia dan pastinya kangen pengen nulis lagi terus masukin lagi ke penerbit. Begitu aja terus, hihi. Nah, semoga penjelasan mengenai seluk beluk naskah di Penerbit Gema Insani ini jelas, ya. Yuk, mulai ide untuk menerbitkan naskah di penerbit mayor. Semangat, gaes! *semangat juga untuk saya, wkwkwk. Akhirnya bisa left grup di WAG, gaes, bahagia pasti handphone saya, heu.
Salam,
Sepertinya saya lebih parah soal wa grup, saya seringnya nggak left grup meski kelas sudah usai, sampai saya merasa kalau saya keluarnya nunggu "ditendang", haha...
ReplyDeleteEh, terima kasih ulasannya mbak Steffi, lengkap & informatif. Saya juga ikut short coaching yang ini, tapi lebih enak baca tulisan mbak Steffi dari pada buka-buka grup lagi, nggak perlu nyecroll, hehe..
Wiih asik nih lengkap banget infonya. Makasih ya, Mbak. Jadi keingetan lagi pengen nulis-nulis yang bertema islami. Semoga bisa berjodoh dengan gema insani.
ReplyDeletePanjang ya perjalana naskah samapi jadi buku..Dan memang penerbit suka penulis yang bisa jadi merketer untuk bukunya juga..Jadi buku bakal terjual lancar jaya:)
ReplyDeleteMasya Allah penjelasannya lengkap banget. Cuss yuk tangkap ide dan segera menuliskannya. Bismillah
ReplyDeleteSaya juga ikut free class-nya. Qadarallah, arsip WAG udah hilang gara -gara saya hobi banget ganti hp. Hahaha, macam horang kayah aja kita...
ReplyDeleteSelalu menginspirasi, kemaren sempat ikut kelas tapi bukan yang GI tapi sigma
ReplyDeleteBener bnget ya, kita sering ngantongi kelas wa yg ternyata udah lama kelar demi membaca ulang materi, tp nyatanya eh malah kelupaan... Penjelasnnya lengkap banget, bikin makin paham kenapa prosesnya lama��
ReplyDeleteMakasih mba...artikel yg bermnfaat. Jadi tahu perjalanan proses pembuatan buku. Lumayan pnjng yang dan berliku. Keren mb...
ReplyDeletePerlu dicatetin banget ini mah. Lengkap puol mulai dari detil penerbitnya sampai alur penerbitannya.Tinggal siapkan naskah saja ini Mbak. Jangan berhenti sampai di sini
ReplyDeleteInformatif banget, noted Yaaa walau bikin penerbitan indie, punya mimpi bisa bersama gema insani press idola saya sejak kecil
ReplyDeleteSiap sabar dan gencar promo ya kalah buku mau cepat terbit dan penjualannya bagus. Thanks info lengkapnya mbak... Saya suka blog ini😍
ReplyDeleteWuih ... Bocorannya bikin banjeeerrr ... Komplit banget. Buku-buku dari Gema Insani tuh berbobot banget. Daku seringkali ngeri duluan kalau mau kirim, wkwkwk ...
ReplyDelete